Kamis, 01 Desember 2016

“Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara oleh Warga Negara Indonesia”

Wawasan Nusantara adalah cara pandang sebuah bangsa tentang dirinya ditengah-tengah lingkungan strategis yang bergerak serba cepat dan dinamik, agar bangsa tersebut tetap eksis dan survive. Secara termininologi wawasan nusantara diartikan sebagai cara pandang sebuah nation state tentang diri dan lingkungan strategiknya yang berubah serba dinamik dengan mempertimbangkan aspek cultural, histories, geografis, ruang hidup, idealisme, falsafah Negara, konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupannya serta kemampuannya dan daya saingnya.
Wawasan nusantara adalah Geopolitik Indonesia, berwawasan dua arah yaitu keluar dan kedalam. Pancasila dan pembukaan UUD 1945 menetapkan nilai instrinstik yang mendasari wawasan nusantara yang nilai integrasi yang ditujukan pada kehidupan internal bangsa maupun kehidupan antar bangsa. Sebagai geopolitik Indonesia, wawasan nusantara memawas Negara Indonesia dari sudut pandang, yaitu (1) Negara sebagai wilayah, (2) Negara dalam pengertian rakyat yang hidup dalam wilayah itu, (3) Negara sebagai kehidupan masyarakat, (4) negara sebagai suatu penyelenggaraan rumah tangga, dan ( 5) Negara sebagai penjamin kelangsungan hidup dirinya.

Faktor-Faktor memudarnya pemahaman wawasan Nusantara
1. Adanya egosentrisme, sebuah pemahaman yang dibangun dari semangat lokal tanpa memperhatikan kepentingan bersama demi kepentingan bangsa dan Negara. Pemahaman egosentrisme yang sering menjadi kebiasaan setiap etnis terutama bagi etnis yang menganggap sebagai etnis mayoritas terkadang hal ini menimbulkan hubungan antar etnis tidak berjalan harmonis, sehingga upaya dalam menciptakan wawasan kebangsaan kepada semua warga masyarakat Indonesia terganggu dengan sikap yang ditunjukan oleh egosentrisme yang muncul pada etnis tertentu.
2. Adanya Sikap etnonasionalisme, yakni sikap yang menonjolkan etnis tertentu sebagai superioritas dalam seluruh etnis yang ada diIndonesia, sehingga dengan sikap ini, etnis yang berada di Ibukota Negara menganggap semua status kekuasan hanya dapat dikuasai oleh orang-orang yang ada di Ibukota Negara. Artinya tidak memberikan kesempatan yang sama pada orang diluar etnis Jawa. Sikap seperti ini yang telah membunuh semangat nasionalisme, dimana seluruh etnis yang ada di Indonesia punya kedudukan yang sama dalam memegang jabatan apapun yang terkait dengan jabatan yang ada di kalangan eksekutif pemerintah pusat. 
3. Adanya pemahaman penerapan otonomi daerah yang mengarah kepada sikap etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan sikap negatif yang muncul akibat pelaksanaan rekrutmen politik maupun pada jabatan PNS, dimana yang diprioritaskan untuk menduduki jabatan di daerah adalah orang-orang yang berasal dari putra asli daerah, sehingga etnis lain yang ada di daerah itu tidak mendapat perlakuan yang sama dengan etnis lokal menikmati hak-hak sebagai warga negara tidak diberikan sepunuhnya. Sikap ini dapat menimbulkan konflik dan membunuh semangat demokrasi dan juga menghambat proses nasinalisme dalam mewujudkan integritas nasional.
4. Adanya kesenjangan program pembangunan pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Pelaksanaan program pemerintah pada saat itu yang diaksanakan dengan sistem pemerintahan sentralistik didasarkan pada ketentuan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 dimana pada saat itu kewenangan pemerintah pusat lebih dominan dalam penyelenggaran pemerintah didaerah. Dengan sistem ini pula daerah merasa di anak tirikan dalam melaksanakan program pembangunan, sehingga ada daerah-daerah di Indonesia merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah pusat. Oleh karenanya di daerah telah menimbulkan konflik fertikal antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini ditunjukan oleh gerakan separatis yang ada di Aceh dan Papua. Semua permasalahan ini diakibatkan oleh karena kesalahan kebijakan pemerintah pusat dalam mengelola negara dan hal ini pulalah yang telah menghambat semangat nasionalisme karena pemerintah pusat tidak menggunakan konsep wawasan nusantara sebagai landasan dalam melaksanakan program pembangunan di daerah.
5. Pengaruh Globalisasi, dalam era globalisasi semua negara-negara berkembang tidak mampu lagi membendung pengaruh globalisasi karena hubungan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lainnya yang ada dibelahan dunia. Sehingga berdampak negatif dari di bidang budaya, dimana bangsa Indonesia yang dikenal dengan budaya ketimuran yang sangat menjujung tinggi etika dan moral bangsa dengan adanya globalisasi ini telah mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia yang tadinya sangat menghormati nilai-nilai moral dan dengan adanya pengaruh budaya dari bangsa barat akhirnya dalam kehidupan keseharian terasa mulai ditinggalkan oleh generasi muda, mereka lebih cenderung pada budaya dari barat tanpa memperdulikan lagi nilai-nilai etika yang sesuai dengan perilaku bangsa Indonesia. Dengan adanya sikap dan perilaku budaya dari bangsa lain yang masuk melalui kecanggihan teknologi mengakibatkan meruntuhnya semangat nasionalisme dan terkadang juga akibat dari globalisasi mental para generasi mudah mulai meninggalkan budayanya sendiri dan lebih membudayakan tradisi yang tidak sesuai dengan dasar falsafah negara kita yakni Pancasila.


Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara
Upaya yang dilakukan dalam rangkah memperkokoh kadar pemahaman Wawasan Nusantara. Upaya yang yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk memahami eksistensi negara Indonsia sebagai negara kepulauan dengan batas-batas wilayah sebagaimana yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda yang telah menyatukan wilayah laut Indonesia dengan tidak lagi memberi ruang pada kantong-kantong laut 15 internasioanl yang berada diantara pulau-pulau Indonesia. Dengan mengenal wilayah laut setiap warga negara Indonesia akan tumbuh semangat nasionalisme untuk mencintai dan mempertahankan keutuhan wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia. Keinginan tersebut dapat dilakukan lewat pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan disemua tingkatan pendidikan maupun pada pendidikan non formal dengan memperkenalkan eksistensi wawasan nusantara yang banyak memiliki potensi yang dapat menghidupi masyarakat Indonesia, dan juga memperkenalkan kepada semua warga negara tentang kerawanan-kerawanan wilayah Republik Indonesia dalam menghadapi negara-negara lain terutama negara yang ada dalam batas-batas dengan wilayah negara kita. Pemahaman yang sangat penting bagi warga Negara Indonesia adalah memahami konsep negara kita sebagai negara kepulauan sebagaimana yang telah dapat diwujudkan dalam Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 wilayah kita yang tadinya hanya 3 mil menjadi 12 mil.
Pelembagaan pengenalan terhadap wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui pendidikan yang terbagi atas pendidikan formal maupun pedidikan non formal.
1. Pendidikan Formal
Dalam mewujudkan pelembagaan penegenalan eksistensi wilayah laut (wawasan Nusantara dilakukan melalui kurikulum yang sekarang diberikan disemua tingkatan pendidikan formal Pendidikan yang diberikan ada pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang memperkenalkan terhadap semangat nasionalisme 17 betapa beratnya para pendiri Negara mewujudkan Negara kepulauan yang sangat sulit diperjuangkan sehingga negara kita disebut sebagai negara kepulauan karena batasbatas wilayah laut Indonesia telah menjadi satu kesatuan wilayah hal ini di nyatakan dalam Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 dimana luas wilayah laut kita telah menjadi 12 mil dari semula hanya 3 mil. sosialisasi melalui pendidikan formal ini menciptakan rasa kesadaran terhadap nasionalisme yang dapat diwujudkan dengan keikut sertaan menjaga eksistensi negara kita dari ancaman negara-negara lain.

2. Pendidikan Non formal
Sosilisasi pemahaman wawasan nusantara dapat juga dilakukan lewat pendidikan non formal, dimana masyarakat dilibatkan dalam diklat tentang wawasan kebangsaan dengan tujuan agar supaya semua komponen warga Negara Indonesia mengenal batas-batas wilayah laut atau perairan dan darat, udara Indonesia. Semua ini dilakukan supaya perjuangan para pendiri negara yang telah berusaha mencapai batas-batas territorial wilayah Indonesia dapat dipertahankan perjuangan oleh generasi sekarang ini. karena ditangan generasi sekarang inilah negara Indonsia akan tetap eksis sepanjang masa. Kesadaran pemahaman wawasan nusantara dapat menghilangkan rasa kedaeraan yang sering muncul dalam diri kita, oleh karenanya setelah kita mengenal bahwa seluruh wilayah yang ada di Indonesia ini adalah satu kesatuan akan dapat memperkokoh semangat nasionalime kita terhadap Negara kesatuan Republik Indonesia.

3. Lewat Media informasi
Untuk menjangkau sosialisasi pemahaman wawasan nusantara ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang tersebar dalam 34 Propinsi dapat dilakukan melalui media masa atau elektonik, oleh karenanya peranan TV negeri maupun swasta sangat mendukung mensosialisasikan konsep wawasan nusantara pada masyarakat. Dengan politik media dari berbagai negara lain diera globalisasi ini pun menjadi tantangan kita bersama agar supaya masyarakat kita tidak terpengaruh oleh media yang dapat menurunkan semangat nasionalisme. Melalui media kita dapat memperkenalkan langsung tentang eksistensi negara kita. Namun upaya ini belum merata didaerah-daerah yang sangat terisolir dengan sarana komunikasi yang terbatas. Untuk itu pemerintah harus berupaya memfasilitasi sarana tersebut sehingga mempermudah jangkauan sosialisasi kita dalam mensosialisaikan wawasan nusantara demi menciptakan masyarakat yang mampu mempertahankan integritas Negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan melalui sosialisasi wawasan nusantara ini dapat dipahami oleh warga masyarakat. Dengan demikian dapat memperkuat semangat nasionalisme untuk saling menyadari bahwa kita sebetulnya berasal dari sejarah yang sama, nenek moyang sama yang telah menjadi satu komunitas negara yang akan mewujudkan harapan menuju kepada cita-cita menggapai masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang terdapat dalam rumusan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

2 komentar: