Minggu, 11 Desember 2016

KODRAT MAKHLUK HIDUP

Makhluk hidup secara esensial adalah sesuatu yang menyempurnakan dirinya sendiri. Ia mempunyai kemampuan, seperti telah dikatakan filsuf-filsuf Yunani untuk bergerak sendiri, untuk tumbuh dan mengembangkan dirinya. Ciri khas dari makhluk hidup adalah kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan imanen, maupun melakukan kegiatan transitif.
Kegiatan transitif adalah memproduksi suatu efek di luar dari pelakunya, misalnya mengukir bongkah marmer atau melukisi kain kanvas. Kegiatan imanen sebaliknya adalah kegiatan yang efeknya tetap di dalam makhluk itu. Pelakunya sekaligus adalah prinsip dan akhir, kausa dan yang memanfaatkan (beneficiary). Kegiatan itu dengan sendirinya menyempurnakan si pelaku, misalnya: mengerti sesuatu, mengambil suatu keputusan, pendeknya semua kegiatan kognitif dan semua kegiatan afektif serta beberapa kegiatan lain yang ditemukan pada semua jenis makhluk hidup, termasuk tumbuh-tumbuhan, seperti: asimilasi, pembiakan (sikatrisasi), dan reproduksi.
Karena menyempurnakan dirinya sendiri, makhluk hidup perlu mempunyai suatu kesatuan substansial. Oleh karenanya, ia secara fundamental tinggal identik dengan dirinya, dari kelahiran sampai ke kedewasaannya, dan dari kedewasaan sampai ke kematiannya. Juga karena kesatuan substansial itulah, maka apa yang bersifat prinsip dan apa yang menjadi hasil kegiatan-kegiatan autoperfektif, apa yang menggerakkan dan apa yang digerakkan, apa yang menyempurnakan dan apa yang disempurnakan, merupakan realitas yang sama.
Kesatuan substansial itu adalah kesatuan yang dinamis dan yang menstrukturkan, sumber pertama dari aktivitas-aktivitas yang beraneka ragam dan terkoordinir pada setiap makhluk hidup, energinya yang primordial. Kesatuan itu adalah sesuatu yang oleh karenanya suatu makhluk yang sekompleks dan sesuatu manusia sekaligus dapat bernapas, bergerak, berasimilasi, berpindah, menikmati kesenangan atau merasa gembira, dan berputus asa.
Melengkapi refleksi-refleksi ini tentang kodrat makhluk hidup dengan menambahkan bahwa meskipun makhluk hidup adalah sesuatu yang bersifat satu secara substansial, namun itu bukan suatu realitas yang sederhana. Seperti semua realitas yang bertubuh, makhluk hidup tersusun dari bagian-bagian. Akan tetapi, ciri khas pada bagian-bagian itu adalah bahwa mereka bersama-sama merupakan suatu keseluruhan yang terstruktur. Karena setiap bagian memiliki suatu konfigurasi yang khas, maka ia dapat memenuhi suatu fungsi yang tertentu. Namun semua bagian itu saling bergantung satu sama lain. Sehingga makhluk hidup adalah suatu keseluruhan yang tidak beranggota, tetapi yang juga berhierarki dan tersusun.
Dalam semua makhluk hidup ada dua aspek atau dua unsur yang esensial. Pertama, keseluruhan yang berorgan dan tersusun, yang dinamakan badan. Kedua, kesatuan substansial yang disebut jiwa. Tentu saja badan dan jiwa solider satu sama lain, dan bersama-sama merupakan satu makhluk hidup sama, satu substansi, walaupun mereka tetap berbeda dan dar kodrat yang berlainan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar