Jumat, 16 Desember 2016

Dominansi Penggunaan Tangan Kanan

Di Indonesia, mereka yang menggunakan tangan kiri mengalami diskriminasi sosial. Sejak kecil, orang tua dan orang yang berada di sekitar sering kali menasihati karena tangan kirinya lebih responsive dari yang kanan. Banyak kegiatan mereka yang di setting orang tuanya. Dari acara bersalaman sampai acara makan, yang menyulitkan mereka.
Penggunaan tangan kanan yang menstimulus kinerja otak sebelah kiri lebih aktif, menghasilkan generasi-generasi yang menggunakan otak kiri pula, sedangkan mereka yang dominan menggunakan tangan kiri (kidal), sering terasingkan. Mereka dianggap bodoh karena tidak cocok dengan pendidikan matematika dan bahasa.
Beberapa fakta yang mendukung dominansi penggunaan tangan kanan:
1. Penggunaan tangan kanan sudah dianggap sebagai budaya
Kebiasaan menggunakan tangan kanan yang dibiasakan sejak kecil di Indonesia, diadopsi sebagai budaya tetap bangsa. Budaya kita mengajarkan untuk berjabat tangan, memberikan barang, atau pun menggunakan tangan kanan, kecuali memang dianugerahi kebiasaan kidal sejak lahir.

2. Design busana
Design busana saat ini lebih umumnya dirancang dengan mind set perancangnya pengguna busana itu akan digunakan pengguna yang biasa menggunakan tangan kanan. Pemikiran seperti ini merupakan warisan rancangan busana zaman dahulu. Contohnya saja, busana pria pada zaman dulu, pria memakai busana dengan punggung tertutup seluruhnya, dan tangan kanan bebas bergerak sehingga bisa menggunakan pedang dan alat perang. Hal ini secara tersirat juga menggambarkan tangan kanan, sebagai simbol keperkasaan.

3. Filosofi bidang kedokteran
Ayur Weda adalah ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran India. Ayur Weda diwahyukan ke dunia melalui seorang Maharesi Dawantahri yang digambarkan sebagai seorang suci dengan tangan kanan memegang sebuah guci berisi air (Air kehidupan) dan tangan kiri memegang empat macam materi, yaitu setangkai daun, sebuah alkitab, sebuah pisau, dan seekor lintah.
Setangkai daun melambangkan bahwa sumber obat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sebuah kitab melambangkan sumber dan perkembangan ilmu perkembangan berasal dari perpustakaan. Sebuah pisau melambangkan bahwa sebagian penyakit, tidak mungkin disembuhkan dengan obat, tetapi melalui tindakan operasi. Seekor lintah melambangkan bahwa sebagian penyakit disebabkan oleh racun yang masuk ke tubuh sehingga harus dikeluarkan. Lintah adalah binatang pengisap darah yang dilambangkan dapat mengeluarkan racun.

4. Adanya larangan yang bersifat sosiologis
Meskipun tidak ada larangan tertulis, tetapi secara sosiologis, ada larangan penggunaan tangan kiri. Misalnya, kita tidak boleh menggunakan tangan kiri untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik karena tangan kiri dianggap tangan yang tidak baik.

5. Pendapat orang besar
Pemikiran bangsa Indonesia, yang telah disusupi nilai “barat”, juga menjadi pemicu diskriminasi penggunaan tangan. Stanley Coren, guru besar psikologi di Universitas Colombia, bahkan yakin bahwa pengguna tangan kiri meninggal sembilan tahun lebih dulu daripada pengguna tangan kanan. Meskipun hal ini belum dibuktikan secara akurat, akan tetapi mengeluarkan pernyataan seperti ini sama halnya mendukung diskriminasi penggunaan tangan.

6. Banyak benda yang di rancang untuk pengguna tangan kanan
Contoh riil diskriminasi penggunaan tangan dapat diketahui secara langsung lewat benda-benda yang kita gunakan. Pada umumnya, para penciptanya memfasilitasi pengguna tangan kanan, sekali pun benda tersebut adalah benda yang sudah merakyat, seperti: pakaian, laptop, kamera, dan lain-lain.



Sumber:
Manuaba, I.B.G dkk. 2003. Pengantar Kuliah Obstetetri. Jakarta: Buku kedokteran.
Purbiatmadi, Antonius dan Marcus Supriyanto. 2010. Biji Sesawi Memindahkan Gunung. Yogyakarta: Kanisius.
Indah. 2011. “Kebudayaan Indonesia yang mulai hilang”, diakses pada tanggal 15 Desember 2016, pukul 21.00 WIB [Online]

1 komentar: