Rabu, 07 Desember 2016

DILEMA PERTANIAN DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian masyarakat hidup sebagai seorang petani. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, banyak daerah yang mengalami pergerakan ke arah yang lebih modern. Pergerakan tersebut ditandai dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah dimana setiap daerah diberikan wewenang untuk menjalankan program-program yang meningkatkan taraf hidup masyarakat daerah ke arah yang lebih positif dengan jalan pengeksploitasian lahan secara besar-besaran tanpa memikirkan dampaknya terhadap lingkungan.
Kendati demikian, masih banyak daerah-daerah yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghasilan utama. Banten sebagai salah satu provinsi muda di Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian sebagai salah satu sumber penghasilan utama daerah. Hal ini dibuktikan dengan luas lahan pertanian di Banten sebesar 194.716 ha yang menduduki posisi ke-13 berdasarkan hasil statistik pertanian Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2013.
Berdasarkan hasil data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2013 tersebut, kami menemukan suatu fakta bahwa setiap tahunnya terjadi penurunan jumlah lahan pertanian yang signifikan. Hal demikian terjadi karena banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi bangunan-bangunan yang didirikan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Dengan berkurangnya luas lahan pertanian ini, tidak menutup kemungkinan terjadinya kemunduran serta kemerosotan penghasilan daerah dari sektor pertanian. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sektor pertanian serta kurangnya kreativitas masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian menjadi salah satu penyumbang kemerosotan penghasilan daerah dari sektor pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar