Jumat, 16 Desember 2016

FILSAFAT SENI

Filsafat seni merupakan salah satu cabang dari rumpun estetis filsafati yang khusus menelaah tentang seni. Lucius Garvin dalam buku Ilmu Filsafat (Suatu Pengantar) karangan Drs. Surajiyo berpendapat bahwa filsafat seni adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan teori tentang penciptaan seni, pengalaman seni dan kritik seni. Joseph Brennan merumuskan bahwa penelaahan mengenai asas-asas umum dari penciptaan dan penghargaan seni (The Liang Gie, 1983).
Persoalan-persoalan pokik dalam filsafat seni meliputi hal-hal berikut, yakni:
1. Pengertian seni
2. Penggolongan jenis-jenis seni
3. Susunan seni
4. Berbagai aliran seni
5. Nilai-nilai dan seni
Berbicara mengenai pengertian seni, The Liang Gie mengemukakan terdapat lima jawaban mengenai pengertian seni. Pertama, seni diartikan sebagai suatu kemahiran seseorang. Secara etimologi, kata art dari kata latin ars yang artinya menyambung atau menggabungkan. Jadi, dari etimologi art dapat diartikan suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu. Kedua, seni diartikan sebagai suatu kegiatan manusia yang menciptakan sesuatu benda (indah atau menyenangkan).
Ketiga, karya seni adalah produk dari kegiatan manusia. Ini sesuai dengan pendapat John Hospers yang menyatakan bahwa dalam artian yang seluas-luasnya, seni meliputi setiap benda yang dibuat oleh manusia untuk dilawankan dengan benda-benda alamiah. Keempat, seni sebagai seni indah (fine art), seni indah dinyatakan sebagai seni yang terutama bertalian dengan pembuatan benda-benda dengan kepentingan estetis sebagaimana berbeda dari seni terapan yang maksudnya untuk kefaedahan. Kelima, Eugene Johnson berpendapat bahwa seni sebagaimana paling umum dipergunakan dewasa ini, seni berarti seni-seni penglihatan (visual art), yaitu bidang kreativitas seni yang bermaksud mengadakan tata hubungan melalui mata.
Seni digolongkan menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan ukuran yang dipergunakan masing-masing estetis. Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Seni kasar (vulgar arts) dan seni bebas (liberal arts)
Seni bebas diperlukan untuk pendidikan para warga kota/negara yang mempunyai kedudukan merdeka. Seni bebas diajarkan untuk kemahiran objektif. Sedangkan seni kasar misalnya, pertukangan kayu.
b. Seni indah, seni berguna/seni terapan/seni praktis
Seni indah seperti seni lukis, pahat, arsitektur, musik, tari, sajak, dan lain sebagainya. Sedangkan seni terapan seperti mobil, pakaian, senjata, alat rumah tangga, dan lain sebagainya.
c. Mayor arts (seni besar) dan Minor arts (seni kecil)
Minor art disebut seni hias (decoration) yang mengabdi pada seni kegunaan, minor arts meliputi perabotan kayu, tembikar, permadani, ukiran, perhiasan, dan lain sebagainya. Adapun mayor arts meliputi seni lukis, pahat, arsitektur, musik, dan kesusastraan.
Setiap karya seni merupakan ramuan dari sejumlah unsur yang bersama-sama menyusun dan mewujudkan karya itu. Dari sudut ini terhadap suatu karya seni dapatlah dipermasalahkan pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Karya itu mengenai apa? Jawabannya menjadi pokok soal (subject matter) dari karya seni. Pada karya-karya tertentu terdapat tema atau ide pokok yang menjadi landasannya.
2. Karya itu terbuat dari apa? Ini persoalan bahan atau material dari karya seni tersebut.
3. Karya itu bagaimana cara penyusunannya? Ini masalah pengorganisasian dari bahan atau segenap unsur-unsur sehingga menjadi suatu kebulatan yang utuh.
Seni sebagai hasil kreasi manusia mempunyai bentuk dan corak yang beraneka ragam, tergantung aliran seni yang dianut oleh masing-masing individunya. Aliran-aliran dalam seni tersebut adalah sebagai berikut.
1. Aliran naturalisme
Seni ditujukan untuk melukiskan bentuk yang sewajarnya dengan mengindahkan perspektif garis dan warna serta anatominya.
2. Aliran expressionisme
Seni yang melukiskan jiwa atau pendapatnya tentang jiwa objek, cara memaknai ide itu terlepas dari pengaruh yang kebetulan ada dan disadurkan untuk dapat mencapai inti kerohaniannya.
3. Aliran impressionisme
Seni yang melukiskan kesan alam yang diterimanya dengan spontan, cepat dan pasti bagian yang kecil-kecil tak diindahkan, yang dipentingkan keseluruhannya hingga suasana bentuk, gerak dan sinar itu dilukiskan tidak terpisah.
Dilihat dari sudut mediumnya suatu karya seni memiliki nilai indrawi yang menyebabkan seorang pengamat menikmati atau memperoleh kepuasan dari ciri-ciri indrawi yang disajikan oleh suatu karya seni. Misalnya warna-warni yang terpancar dari sebuah lukisan, kata-kata yang indah terdengar dalam suatu musik. Nilai bentuk adalah menghargai atau mengagumi bentuk besar dan berbagai bentuk kecil dalam karya seni.




Sumber:
Gie, The Liang.1983. Garis-garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Supersukses.
Parmono, Kartini. 1985. Estetika (Filsafat Keindahan) (Dasar-dasar Filsafat I Modul ke VI Kegiatan Belajar 3). Yogyakarta: Fak. Filsafat UGM.
Surajiyo. 2012. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar Cetakan Kelima. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar