Minggu, 04 Desember 2016

TEORI-TEORI BELAJAR

Teori belajar merupakan sesuatu yang patut dipelajari oleh guru maupun para calon guru. Esensi dari mempelajari beragam macam bentuk teori-teori belajar adalah sebagai bekal pengetahuan serta kesiapan guru selama menghadapi berbagai permasalahan serta keunikan yang terjadi ketika proses pembelajaran. Dengan mengetahui teori-teori belajar, guru dan para calon guru dapat mengetahui cara penanganan terbaik yang dapat diberikan kepada peserta didik.
Menurut Nana S. Sukmadinata (1997) terdapat 4 teori belajar, yaitu:
1. Pendidikan Klasik
Pendidikan ditujukan sebagai upaya untuk mengawetkan serta mewariskan budaya yang sebelumnya telah tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat.
2. Pendidikan Pribadi
Sejak dilahirkan setiap anak telah memiliki beragam potensi dalam dirinya, jadi pendidikan diharuskan untuk mengembangkan potensi-potensi yang telah ada tersebut.
3. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan dimaksudkan untuk pembentukan kompetensi dan kemampuan-kemampuan praktis siswa.
4. Pendidikan Interaksional
Pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi.

Selain keempat teori yang dikemukakan oleh Nana S. Sukmadinata tersebut di atas, terdapat beragam teori-teori belajar lainnya, yakni di antaranya sebagai berikut.
1. Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Teori dalam pandangan Behaviorisme
a. Teori pengkondisian klasikal dari Pavlov
Dalam teori ini disebutkan bahwa terdapat dua macam stimulus yang dapat diberikan kepada siswa, yaitu stimulus terkondisi (otomatis menghasilkan respon) dan stimulus tak terkondisi (sebelumnya bersifat netral).
b. Teori connectionisme Thorndike
Terdapat tiga hukum dalam teori ini, yaitu:
1) Hukum kesiapan (Law of readiness)
Semakin siap organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
2) Hukum latihan (Law of exercise)
Semakin sering tingkah laku diulang/dilatih, maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
3) Hukum akibat (Law of effect)
Hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan.
c. Teori operant conditioning dari B.F Skinner
Dalam teori ini dijelaskan bahwa terdapat dua hal penting dalam belajar, yaitu pertama penguatan (reinforcement) untuk memperkuat perilaku atau menegaskan perilaku diperlukan suatu penguatan, baik penguatan positif maupun negatif. Kedua, hukuman (punishment) yang merupakan konsekuensi yang menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku. Perilaku yang tidak diharapkan tersebut akan menurun/hilang karena diberi stimulus yang tidak menyenangkan.

Kelebihan dan kekurangan teori behavioristik
Kelebihan dari teori behavioristik adalah teori ini cocok diberikan untuk melatih anak yang memerlukan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, senang akan penghargaan langsung serta berguna untuk membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
Sedangkan kelemahan dari teori ini adalah pembelajaran siswa hanya berpusat pada guru, bersifat mekanistik, hanya berorientasi pada hasil yang diamati atau diukur, selain itu murid hanya mendengarkan penjelasan guru dan menghafalkannya sebagai cara belajar yang efektif, penggunaan hukuman pada siswa hanya akan memberikan dampak buruk bagi siswa.

2. Teori Belajar Kognitivisme
Dalam teori ini peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Terdapat tiga ahli yang mendukung teori ini yaitu Jean Piaget, Bruner, dan Ausubel.
a. Teori tahapan perkembangan Jean Piaget
- Asimilasi; Pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.
- Akomodasi; Penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.
- Equilibrasi; Penyesuaian (penyeimbangan) berkesinambungan anatara asimilasi dan akomodasi

Tahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget
- Sensori motorik (0-2 tahun); anak mengatur sensori dan inderanya.
- Pra-operasional (2-7 tahun); memahami objek secara sempurna.
- Operasional konkret (7-11 tahun); anak melakukan operasi dan berpikir rasional.
- Operasional formal (11-15 tahun); anak tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret, anak sudah bisa belajar sesuatu yang abstrak.

b. Teori belajar menurut Bruner
Proses belajar akan berjalan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, serta aturan.
Tahapan perkembangan menurut Bruner
- Enaktif; anak melakukan aktifitas dalam upaya memahami lingkungan
- Ikonik; anak memahami objek melalui gambar dan visualisasi verbal
- Simbolik; anak mampu memiliki ide/gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.

c. Teori belajar bermakna Ausubel
Memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan refensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
Prinsip teori Ausubel
- Seseorang mampu mengasimilasi pengetahuan baru dan lama
- Memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang telah diperoleh
- Siswa ditekankan untuk berpikir deduktif.

3. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori ini berpandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki merupakan hasil konstruksi kita sendiri. Dalam teori ini ditekankan pada pembelajaran top-down processing (Siswa memecahkan masalah yang kompleks, lalu menemukan keterampilan-keterampilan dasar yang dibutuhkan).

Ciri-ciri teori belajar konstruktivisme
a. Pengetahuan dibangun dari pengalaman atau pengetahuan yang telah ada
b. Belajar adalah penafsiran personal tentang dunia
c. Belajar adalah proses yang aktif; mana dikembangkan atas pengalaman.

Prinsip teori belajar konstruktivisme
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali murid aktif menalar
c. Murid mengonstruksi secara terus menerus.

2 komentar: