Selasa, 22 November 2016

TUMBANGNYA ORDE LAMA BANGKITNYA ORDE BARU

Perang Dunia II telah usai, yang mengakibatkan dunia terbelah menjadi 2 kubu. Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat didominasi oleh Amerika dan negara-negara Eropa Barat yang menganut faham kapitalisme dan ekonomi bebas. Sedangkan Blok Timur didominasi oleh Uni Soviet, RRC dan negara-negara Eropa Timur yang menganut faham Sosialisme/Komunisme yang menganut ekonomi tersentralisasi, perjuangan kelas, sama-rata sama-rasa. Beberapa negara terpecah antara lain: Korea Utara dan Korea Selatan, Jerman Barat dan Jerman Timur, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.
Kedua faham ini saling berseberangan dan saling bertentangan. Inilah yang mengawali perang babak baru yaitu Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Kedua kubu ini saling berlomba dalam bidang militer dan persenjataan, dan saling membangun pangkalan-pangkalan militer. Perdamaian dunia terancam.
Faham Komunis merambah Asia Tenggara. Vietnam dengan Vietcong-nya, Kamboja dengan Khmer Merah-nya menebarkan teror ditengah masyarakat. Tindak kekerasan meluas. Berjuta nyawa melayang di kedua negara ini. Amerika mencampuri urusan dalam negeri Vietnam. Dengan kekuatan militer menyerbu Vietnam. Tentu saja Uni soviet dan RRC tidak tinggal diam. Perang Vietnam berkepanjangan dan melelahkan. Pada akhirnya AS hengkang dari negeri ini atas desakan dari dalam negeri dan masyarakat internasional.


INDONESIA ERA 1960-1965
Partai Komunis Indonesia masih sangat berpengaruh di negeri ini. Sukarno, presiden RI pada waktu itu mendirikan Gerakan Non Blok yang beranggotakan negara-negara yang tidak tergabung dengan blok manapun. Namun peralatan militer dan bantuan ekonomi banyak mengalir ke RI dari negara-negara Blok Timur. Hal ini yang tidak disukai oleh AS dan sekutu-sekutunya. Sukarno dianggap bersikap plin-plan. Ditambah lagi Sukarno mengadakan konfrontasi dengan Malaysia yang mendapat perlindungan dari Inggris sekutu AS. Pada era ini Sukarno dinobatkan (oleh MPR-S = Majelis Permusyawaratan Rakyat-Sementara) sebagai Pemimpin Besar Revolusi.
AS dan sekutu-sekutunya dibuat gerah oleh sikap Sukarno. Agen-agen rahasia CIA dan Scotland Yard kemudian mencari upaya untuk menumbangkan rejim Sukarno.
Pada tanggal 30 September 1965, penemuan 7 jenasah petinggi militer (Angkatan Darat). 7 petinggi militer ini dikenal sangat dekat dengan Sukarno. Pelakunya adalah kelompok bersenjata profesional yang dibentuk secara terorganisir dan sistimatis.
Suharto, yang pada waktu itu masih berpangkat perwira menengah, "luput" dari aksi pembunuhan ini. Tiba-tiba sangat populer (padahal sebelumnya bukan apa2). Dia segera mengambil alih otoritas militer dengan "meminta" Sukarno untuk mengeluarkan SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) untuk mengamankan situasi. Atas komandonya dibentuk KOPKAMTIB (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban). Komando ini diberi wewenang penuh untuk mengamankan negara.
Tanpa melalui pembuktian pengadilan, PKI dituduh sebagai dalang Gerakan 30 September yang selanjutnya dipopulerkan menjadi G30S-PKI. Semua tokoh-tokoh PKI ditangkap dan diadili oleh pengadilan militer. Semua tokoh-tokoh pimpinan PKI dihukum mati. Pucuk pimpinan PKI, DN Aidit yang pada waktu itu juga Ketua MPRS ditangkap kemudian "diberondong". Sampai sekarang tidak diketahui kuburannya dimana PKI secara resmi dibubarkan tanpa melalui proses pengadilan. Pembersihan terhadap semua anggota, simpatisan PKI: ditangkap, dibunuh atau "dihilangkan". Terjadi pembiaran atas gerakan ini. Masyarakat internasional bungkam atas apa yang terjadi.Tidak berapa lama kemudian, Suharto diangkat sebagai Presiden oleh MPRS. Sepak terjangnya semakin menjadi-jadi. Sukarno ditangkap dan diasingkan ke sebuah rumah di Jakarta sampai tiba ajalnya.
Kesatuan aksi dbentuk: KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia). Setiap hari di jalan-jalan ibu-kota selalu saja ada aksi turun ke jalan untuk mendukung Orde Baru (Pemerintahan era Suharto).


ERA 1965-1999
Sikap anti komunis diciptakan. Keluarga simpatisan dan anggota PKI diteror. Mereka tidak diberi hak hidup. Surat Keterangan Bersih Lingkungan atau Surat Bebas G30S-PKI diperlukan untuk mencari pekerjaan. Bahkan untuk menikahpun diperlukan surat ini. Pimpinan PKI tingkat bawah ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru selama kurang lebih 20 tahun. Keluarga tidak diperkenankan untuk menjenguknya.
Suharto membangun sebuah partai, yang tidak mau disebut "partai". Dia menyebutnya "golongan". Suharto menamai "GOLKAR" atau Golongan Karya. Partai inilah sebagai kendaraan politiknya untuk mempertahankan kekuasaannya. Setiap 5 tahun diselenggarakan pemilu yang direkayasa yang memenangkan partainya.
Semua PNS diseluruh negeri diharuskan menjadi anggota partai ini. Tidak mau? Pecat! atau dikucilkan. Secara rutin setiap menghadapi pemilu, diselenggarakan P4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila) yang tidak lebih adalah indoktrinasi kepada PNS yang ujung-ujungnya pemenangan partainya.
Pemahaman tentang Pancasila diadakan dimana-mana yang pada akhirnya masyarakat digiring untuk mendukung partai tersebut. Kondisi politik ini bertahan sampai sekitar tahun 1999. Puncaknya adalah krisis moneter melanda negeri ini. Mahasiswa kembali turun ke jalan. Tapi kali ini untuk melengserkan Suharto. Bentrok fisik terjadi antara pendemo dan aparat keamanan. Korban berjatuhan dikedua pihak. Banyak korban jiwa pada aksi ini. Tidak sedikit mahasiswa dan masyarakat yang terkena peluru tajam aparat keamanan. Peristiwa Trisakti dan Semanggi hingga kini gelap tidak ada tindak lanjut penyelesaiannya. Akhirnya Suharto benar-benar lengser.

1 komentar: